A. Proses
Perkembangan Agama Islam Di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik.Proses masuk dan perkembangan agama islam di Indonesia diperkirakan pada abad ke 7.
B.Cara Masuknya
Agama Islam Ke Indonesia :
cara masuknya Islam di Indonesia
melalui beberapa cara antara lain :
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
Penyebaran Agama Islam di Indonesia
yang dilakukan oleh para pedagang,secara umim sebagai berikut :
A.
Mula mula para pedaganf berdatangan ke
pusat-pusat perdagangan
B.
Kemudian mulai ada yang bertempat
tinggal ,baik sementara maupun menetap
C.
Lambat laun tempat tinggal mereka
berkembang menjadi perkampungan muslim dari negeri asing disebut pekojan
D.
Status social yang tinggi,memudahkan
mengawini pribumi
E.
Sebelum pernikahan, calon istri nya di
islamkan dulu dgn mengucapkan dua kalimat syahadat
F.
Lambat laun berkembang
perkampungan,masyarakat,dan kerajaan islam
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
Masuknya pengaruh Islam dan penyebarannya
di Indonesia,baik kepada golongan bangsawan maupun masyarakat umum, dilakukan
dengan damai dan dapat diterima dengan cepat.Hal ini disebabkan oleh factor
sebagai berikut:
1.Syarat-syarat masuk Islam sangat
mudah
2.Upacara-upacara Islam sangat
sederhana
3.Islam tidak mengenal kasta,semua
orang dikenal sama kedudukannya
4.Penyebaran Islam disesuaikan kondisi
sosial budaya masyarakat
5.Jatuhnya Sriwijaya dan Majapahit
memperlancar penyebaran Islam
WALI SONGO DI
INDONESIA
1.SUNAN GRESIK (MAULANA
MALIN IBRAHIM)
Maulana Malik
Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad. Ia disebut juga Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau
Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo . Nasab As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim Nasab
Maulana Malik Ibrahim menurut catatan Dari As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi
Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab
Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa volume (jilid).Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan
lidah orang Jawa terhadap As-Samarqandy.Dalam cerita rakyat, ada yang
memanggilnya Kakek Bantal. Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali
pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok
tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa
yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati
masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun
pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim
wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
2.SUNAN AMPEL (RADEN
RAHMAT)
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang
bernama Dewi Condro Wulan. . Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh
para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di Ampel Denta, Surabaya,
dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia
menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang
Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila
binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti Syari’ah,Sunan Derajat,Sunan
Sedayu,Siti Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi
Karimah binti Ki Kembang Kuning, berputera: Dewi Murtasiyah,Asyiqah,Raden
Husamuddin (Sunan Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan Demak),Pangeran Tumapel
dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2. Makam Sunan Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.
3.SUNAN BONANG (Makhdum
Ibrahim)
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23
dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila,
putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui
kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan
sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih
sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan
Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya.. Sunan Bonang
diperkirakan wafat pada tahun 1525.
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat
adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel
dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat
banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia menekankan kedermawanan,
kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari
agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah
perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur
disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di
Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat wafat
pada 1522.
5.SUNAN KUDUS
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi
Ruhil. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam
pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak,
Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan
kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang
terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu
dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
6.SUNAN GIRI
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan
dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di
wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu
keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama
Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
7.SUNAN KALIJAGA
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung
Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia
adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan
sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang
suluk Ilir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai
hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan
Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti Syekh Siti Jenar dan
Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.
8.SUNAN Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah
putra dari Sunan Kalijaga dari isterinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana
Ishaq. Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan
Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus.
9.SUNAN GUNUNG JATI
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah
Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak
ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat
dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin,
juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten,
sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.
PERKEMBANGAN
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
1.KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan
ini didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama
pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di
daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).Sebagai sebuah kerajaan, raja
silih berganti memerintah di Samudra Pasai. Raja-raja yang pernah memerintah
Samudra Pasai adalah seperti berikut.
(1)
Sultan Malik Al-saleh
(2)
Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I)
(3)
Sultan Malik al Tahir II (1326 - 1348 M). adalah putra Pasai yang kemudian
menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten
Samudera
Pasai dapat berkembang karena letaknya yang strategis sehingga terjalin
hubungan perdagangan yang baik dengan
India,Benggala,Gujarat,Arab dan Cina.
Pada
tahun 1350,Samudera Pasai diserang oleh Majapahit yang iri karena Samudera
Pasai dekat dengan Kesultanan Deli.Penyerangan ini m’ngakibatkan kemunduran
Kerajaan Samudera Pasai yang semakin lemah dan akhirnya dapat dikuasai oleh
Kerajaan Aceh
2.KERAJAAN ACEH
Kerajaan
Aceh merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan
Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu
kota Kutaraja (Banda
Aceh)
dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang
dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada
tanggal 8
September
1507. Dalam
sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh telah
mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena
kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer,
komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang
teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan,
hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan Sultan
Iskandar Muda
(1607 - 1636)Pada masa
kepemimpinannya, Aceh telah berhasil memukul mundur kekuatan Portugis dari
selat Malaka.
3.KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam terbesar di pantai
utara Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa, Demak
sebelumnya merupakan keadipatian (kadipaten) dari kerajaan Majapahit, dan tercatat
menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau
Jawa
dan Indonesia pada
umumnya.Kerajaan Demak tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran
karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan Demak
beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka
Tingkir.
Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Walisongo.Lokasi keraton
Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara
(dibaca "Bintoro" dalam bahasa
Jawa),
saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa
Tengah.
Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di sana dikenal sebagai Demak
Bintara. Pada masa raja ke-4 ibukota dipindahkan ke Prawata (dibaca
"Prawoto") dan untuk periode ini kerajaan disebut Demak Prawata.
Pada
saat kerajaan Majapahit mengalami masa surut, secara praktis wilayah-wilayah
kekuasaannya mulai memisahkan diri. Wilayah-wilayah yang terbagi menjadi
kadipaten-kadipaten tersebut saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris
tahta Majapahit.Demak didirikan di perapat terakhir abad ke-15.
4.KERAJAAN PAJANG
Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat
di Jawa
Tengah
sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang
tinggal batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan
Pajang,
Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura,
Sukoharjo.Pajang
terlihat sebagai kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah
runtuhnya kerajaan Muslim di Pasisir.Menurut naskah babad,
Andayaningrat gugur di tangan Sunan
Ngudung
saat terjadinya perang antara Majapahit dan Demak. Ia kemudian
digantikan oleh putranya, yang bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar Ki Ageng
Pengging.
Sejak saat itu Pengging menjadi daerah bawahan Kerajaan
Demak.Beberapa
tahun kemudian Ki Ageng Pengging dihukum mati karena dituduh hendak
memberontak terhadap Demak. Putranya yang bergelar Jaka
Tingkir
setelah dewasa justru mengabdi ke Demak.Prestasi Jaka
Tingkir
yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu Trenggana, dan menjadi bupati
Pajang bergelar Hadiwijaya. Wilayah Pajang saat itu meliputi
daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup Boyolali dan Klaten), Tingkir (daerah Salatiga), Butuh, dan
sekitarnya.Sepeninggal Trenggana tahun 1546, Sunan
Prawoto
naik takhta, namun kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu Arya
Penangsang
bupati Jipang tahun 1549. Setelah itu, Arya
Penangsang
juga berusaha membunuh Hadiwijaya namun gagal.Dengan dukungan Ratu
Kalinyamat
(bupati Jepara dan puteri
Trenggana), Hadiwijaya dan para pengikutnya berhasil
mengalahkan Arya Penangsang. Ia pun menjadi pewaris takhta Demak,
yang ibu kotanya dipindah ke Pajang.
4.KERAJAAN MATARAM ISLAM
Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah
berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki
Ageng Pemanahan,
yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya
adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan
Pajang,
berpusat di "Bumi Mentaok" yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan
sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan
Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.Sutawijaya
naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar Panembahan
Senopati.
Pada saat itu wilayahnya hanya di sekitar Jawa Tengah saat ini,
mewarisi wilayah Kerajaan
PajangPemerintahan
Prabu
Hanyokrowati
tidak berlangsung lama karena beliau wafat karena kecelakaan saat sedang
berburu di hutan Krapyak. Karena itu
ia juga disebut Susuhunan Seda Krapyak atau Panembahan Seda Krapyak
yang artinya Raja (yang) wafat (di) Krapyak. Setelah itu tahta beralih
sebentar ke tangan putra keempat Mas Jolang yang bergelar Adipati
Martoputro.
Ternyata Adipati Martoputro menderita penyakit syaraf sehingga tahta beralih ke
putra sulung Mas Jolang yang bernama Mas
Rangsangpada
masa pemerintahan Mas Rangsang,Mataram mengalami masa keemasan.Sesudah naik
tahta Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau lebih
dikenal dengan sebutan Sultan Agung. Pada masanya
Mataram berekspansi untuk mencari pengaruh di Jawa.Setelah Sultan Agung
wafat,Mataram Islam mengalami kemunduran.
5.KERAJAAN CIREBON
Kerajaan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad
ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan
dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara
Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan
dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu
kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.Menurut Sulendraningrat
yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka
Caruban Nagari, Cirebon pada awalnya adalah sebuah dukuh kecil yang
dibangun oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah desa
yang ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran), karena di sana
bercampur para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat
istiadat, dan mata pencaharian yang berbeda-beda untuk bertempat tinggal atau
berdagang.Mengingat pada awalnya sebagian besar mata pencaharian masyarakat
adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon
(udang kecil) di sepanjang pantai serta pembuatan terasi, petis, dan garam.
Dari istilah air bekas pembuatan terasi (belendrang) dari udang rebon
inilah berkembanglah sebutan cai-rebon (Bahasa Sunda:, air rebon) yang
kemudian menjadi Cirebon.Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber
daya alam dari pedalaman, Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan
menjadi salah satu
pelabuhan penting di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan pelayaran dan
perdagangan di kepulauan Nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya.
Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusat penyebaran agama Islam di
Jawa Barat.
7.KERAJAAN BANTEN
Kerajaan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah
berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal
sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas
pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan
menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan
militer serta kawasan perdagangan.Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung
Jati[2] berperan
dalam penaklukan tersebut, dan mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan kemudian hari
menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kerajaan sendiri.Selama
hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang
luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan
menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global
memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan
persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya.
Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah
sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan,
dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari
raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.
8.KERAJAAN MAKASSAR
Dari
Makassar, agama Islam disebarkan ke berbagai daerah, bahkan sampai ke
Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.Makassar
tumbuh menjadi pelabuhan yang ramai karena letaknya di tengah- tengah
antara Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Malaka.
Pertumbuhan Makassar makin cepat setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis
(1511), sedangkan Maluku dikuasai oleh Portugis dan Belanda. Banyak
pedagang dari Malaka, Aceh, dan Maluku yang pindah ke Makassar. Para pedagang
Makassar membawa beras dan gula dari Jawa dan
daerah Makassar sendiri ke Maluku yang ditukarkan
dengan rempah-rempah. Rempah-rempah itu lalu dijual ke Malaka dan
pulangnya membawa dagangan, seperti kain dari India, sutra
dan tembikar dari Cina, serta berlian dari Banjar.Raja-raja Makassar setelah
masuknya Islam bergelar sultan. Dalam menjalankan pemerintahannya sultan dibantu
oleh suatu dewan yang disebut Kasuwiyang Salapanga (Majelis
Sembilan) atau Bate Salapanga. Sebagai pembantu sultan yang
menjalankan undang-undang pemerintahan, dewan diawasi oleh seorang pemimpin
yang disebut paccalaya (hakim). Sesudah sultan, jabatan tertinggi di bawahnya
adalah pabbicarabutta (mangkubumi) yang dibantu oleh tumailalang matoa dan
tumailalang malolo. Tumailalang Matowa bertugas sebagai pegawai tinggi yang
menyampaikan perintah sultan kepada Bate Salapanga. Tumailalang malolo
adalah pegawai tinggi urusan istana. Panglima tertinggi (laksamana) disebut
anrong guru lompona tumakjannangang. Bendahara kerajaan disebut opu bali raten
yang juga bertugas mengurus perdagangan dan hubungan luar negeri. Pejabat
bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam, khatib, dan bilal.
9.KERAJAAN TERNATE
Kerajaan
Gapi
atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Kesultanan Ternate (mengikuti
nama ibukotanya) adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Maluku dan
merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab
Mashur Malamo pada 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan
timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate
menikmati kegemilangan di paruh abad ke -16 berkat perdagangan rempah-rempah
dan kekuatan militernya. Di masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah
Maluku, Sulawesi utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina
hingga sejauh Kepulauan Marshall di pasifik.Tak ada sumber yang jelas
mengenai kapan awal kedatangan Islam di Maluku khususnya Ternate. Namun
diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate masyarakat Ternate telah
mengenal Islam mengingat banyaknya pedagang Arab yang telah bermukim di Ternate
kala itu. Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan nama bernuansa Islam
namun kepastian mereka maupun keluarga kerajaan memeluk Islam masih
diperdebatkan. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi
memeluk Islam pertengahan abad ke-15.Kolano Marhum (1465-1486), penguasa
Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui memeluk Islam bersama seluruh
kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal
Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal Abidin
adalah meninggalkan gelar Kolano dan menggantinya dengan Sultan, Islam diakui
sebagai agama resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, membentuk lembaga
kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Langkah-langkahnya
ini kemudian diikuti kerajaan lain di Maluku secara total, hampir tanpa
perubahan. Ia juga mendirikan madrasah yang pertama di Ternate. Sultan Zainal
Abidin pernah memperdalam ajaran Islam dengan berguru pada Sunan
Giri
di pulau Jawa, disana beliau dikenal sebagai "Sultan Bualawa" (Sultan
Cengkih).
10.KERAJAAN TIDORE
Kerajaan
Tidore
adalah kerajaan Islam yang berpusat
di wilayah Kota
Tidore,
Maluku Utara, Indonesia sekarang.
Pada masa kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan
ini menguasai sebagian besar Halmahera selatan, Pulau Buru, Ambon, dan banyak
pulau-pulau di pesisir Papua barat.Pada
tahun 1521, Sultan
Mansur dari Tidore menerima Spanyol sebagai
sekutu untuk mengimbangi kekuatan Kesultanan
Ternate
saingannya yang bersekutu dengan Portugis. Setelah
mundurnya Spanyol dari wilayah tersebut pada tahun 1663 karena protes
dari pihak Portugis sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian
Tordesillas
1494, Tidore
menjadi salah kerajaan paling independen di wilayah Maluku. Terutama di
bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (memerintah 1657-1689), Tidore
berhasil menolak pengusaan VOC terhadap
wilayahnya dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir abad ke-18.
PENINGGALAN-PENINGGALAN
ISLAM DI INDONESIA
a.
Peninggalan dalam Bentuk Bangunan
1)
Masjid
Masjid
merupakan tempat salat umat Islam. Masjid tersebar di berbagai daerah.
Peninggalan
sejarah Islam dalam bentuk masjid, dapat kita lihat antara lain pada beberapa
masjid berikut.
(1) Masjid Banten (bangun beratap tumpang)
(2) Masjid Demak (dibangun para wali)
(3) Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)
(3) Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)
(4) Masjid Keraton Surakarta,
Yogyakarta, Cirebon (beratap tumpang)
(5) Masjid Agung Pondok Tinggi (beratap
tumpang)
(6) Masjid tua di Kotawaringin,
Kalimantan Tengah (dibangun ulama penyebar siar pertama di Kalteng)
(7) Masjid Raya Aceh, Masjid Raya Deli
(dibangun zaman Sultan Iskandar Muda)
2) Makam dan Nisan
Makam memiliki daya tarik tersendiri
karena merupakan hasil kebudayaan. Makam biasanya memiliki batu nisan.
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk
makam dapat kita lihat antara lain pada beberapa makam berikut.
(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
(2) Makam Walisongo
(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)
(4) Makam Raja Gowa
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk
nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa nisan berikut.
(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur)
terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf Arab, yang memuat keterangan
tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun yang
berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);
(2) Di Sumatra (di pantai timur laut
Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik alsaleh yang berangka tahun 696
Hijriah (!297 M);
(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu
nisan Sultan Hasanuddin;
(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu
nisan Sultan Suryana Syah; dan
(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.
b. Peninggalan dalam Bentuk Karya SeniPeninggalan
Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti seni ukir, seni
pahat, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastraSalah satu peninggalan
Islam yang cukup menarik dalam seni tulis ialah Kaligrafi,syair, hikayat,
suluk, babad, dan kitab-kitab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar